Selasa, 13 Mei 2008

AGENDA KEGIATAN 2008





UNDANGAN/ PRESS RELEASE


BYAR Creative Industry dan HIVOS people unlimited
bekerjasama dengan Mohammad Rofikin dan Wibowo Adi Utomo
mempersembahkan:

BANALITAS URBAN
Pameran senirupa dengan mengkolaborasikan dua seniman muda yang memiliki kemampuan dalam melukis realis, serta kematangan dalam memunculkan wacana yang cukup segar. Kedua seniman tersebut adalah Mohammad Rofikin (Semarang) dan Wibowo Adi Utomo (Yogyakarta).


Tempat dan Tanggal:
Ruang Pamer BYAR Creative Industry,
Perum BPD II No. 35 Kalicari Pedurungan, Semarang 50199
Jawa Tengah Indonesia.
Pembukaan Pameran, Sabtu, 29 Mei 2008, pukul 19:00 WIB.
Pameran Berlangsung, 29 Mei – 14 Juni 2008.


Presentasi dan Artist Talk:
Hari Minggu, 30 Mei 2008, pukul 15:00 WIB.
Pembicara:
Mohammad Rofikin (Semarang)
Wibowo Adi Utomo (Yogyakarta)
M Salafi Handoyo (Semarang)


Konsep Seniman:

KEBANALAN MANUSIA MENIKMATI ALAM

Oleh Mohammad Rofikin


Alam memberikan kehidupan pada manusia. Alam juga menjadi inspirasi bagi pemikir. Alam menyediakan apapun yang manusia butuhkan. Manusia selalu menuntut alam untuk memperbarui dan memperbanyak diri, demi mengenyangkan perut manusia. Alam telah berbuat banyak untuk manusia. Lantas, apa yang manusia berikan untuk alam? Atas nama untuk bertahan hidup, manusia menghalalkan segala cara mengeksploitasi alam. Banyak hal yang disadari ataupun tidak telah melukai alam. Luka itu lama-lama membesar dan ada saatnya nanti alam tidak kuasa menahannya. Banalitas Urban, cara pandang dan sikap manusia saat ini. Tetapi modernitas tersebut jarang memperhatikan alam dan lingkungan secara bijaksana. Bagaimana jika alam mulai marah, meminta kebebasan untuk memilih apa yang baik buatnya? Alampun berhak marah dan bereaksi untuk bertahan, karena tak hanya manusia yang mempunyai kebebasan untuk bertahan hidup? Kebanalan manusia menikmati alam telah melewati batas kewajaran. Ekosistem banyak tercuri, mengakibatkan ketidakseimbangan antara pemberi dan penerima, antara alam dan manusia. Jika ketimpangan itu semakin menjadi, bisakah manusia mempertanggungjawabkan perbuatannya? Maukah manusia dipersalahkan? Sungguh kebanalan itu terjadi karena desakan nafsu dan ketidakpuasan manusia belaka…





BANALITAS URBAN
Oleh Wibowo Adi Utama


Di antara panas sinar matahari menyemangati roda roda yang berputar di atas aspal diiringi fatamorgana pada pandangan mata, melintas sebuah truk dengan pintu baknya yang terlukiskan figur perempuan bertubuh ramping setengah telanjang berpose mesum berbau porno yang bertuliskan “cari nafkah demi desah!!!” diatasnya dihiasi pantat pantat besar berwarna putih dari binatang yang biasa kita sebut sapi adalah satu contoh bentuk karya seni visual yang sering kita jumpai dijalanan. Norak, lucu, naif, mesum, liar, ndeso bahkan wagu, namun jujur dan unik adalah hal yang saya rasakan jika melihat gambar/ lukisan dan tulisan yang ada di pintu belakang bak truk yang biasa lalulalang di desa maupun di kota - kota besar dengan membawa pasir, sayur, ternak maupun barang yang lainnya. Memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa karya visual yang muncul pada pintu bak truk bukan sematamata keinginan sang kreator (pelukis bak truk) namun tidak lebih dari keinginan sang pemilik truk atau supir truk sendiri. Meskipun visualisasinya terkadang kurang klop dengan tulisan/ manifestonya namun hal itu yang saya terima dan saya hargai sebagai paradigma si pemilik truk/ supir truk. Paradigma remeh temeh dan (sering dianggap) selera rendah kaum urban yang tertuang pada karya seni visual pada pintu bak truk tersebut masih termarjinalkan oleh masyarakat luas bahkan oleh publik seni visual indonesia sendiri. Citra selera rendah yang melekat pada karya seni visual di pintu bak truk tersebut menginspirasi saya untuk menampilkannya diruang pameran yang lebih elitis dari wilayahnya yang panas, kotor, berasap dan berdebu agar bisa diakui dan lebih dihargai sebagai karya seni visual ride art yang asli dari indonesia. (bukan berarti saya meragukan asalmuasal seni visual street art yang berkembang di indonesia lhoo...q).


BYAR Creative Industry
Didirikan di Semarang pada 24 Desember 2006. Sebagai organisasi yang fokus dalam mengembangkan serta mengkaji ilmu seni melalui pendekatan terhadap anak muda. Faktor mendirikan BYAR Creative Industry adalah sebuah reaksi akan lemahnya infrastruktur seni di Indonesia, khususnya dikota Semarang. Dalam kegiatannya organisasi ini mencoba menciptakan fungsi/ sarana alternatif bagi seniman. Diantaranya ruang pamer, publikasi, manajemen, eksperimen karya, serta pendokumentasian dengan tujuan mampu meningkatkan kemampuan seniman untuk bertahan serta mencari peluang bagi dirinya. Visinya aktif dalam mengumpulkan data, mengadakan proyek seni, dan membangun jaringan kerja dengan organisasi sejenis guna perkembangan bidang seni. Sedangkan misinya adalah mengkaji ilmu seni untuk membuka lebar kesempatan/ peluang bagi seniman dalam lingkup nasional dan internasional.



Kontak:
BYAR Creative Industry
Perum BPD II No. 35 Kalicari Pedurungan, Semarang 50199
Jawa Tengah – Indonesia
Telp: +6224-76745540
e-mail: beritabyar@gmail.com
M. Salafi Handoyo (Ridho)
Hp: 081326760777
e-mail: ruparidho@yahoo.co.id










Tidak ada komentar: